Monday, October 7, 2019


GAGAL BISNIS BISA DISEBABKAN OLEH 3 FAKTOR INI
Dewasa ini sangat mudah memulai suatu bisnis. Asal ada kemauan dan sedikit keberanian, berdirilah usaha yang kita inginkan. Namun untuk bisa menjadi sumber uang yang lancar, bukan perkara sederhana. Hampir semua pengusaha mengakuinya dan banyak usaha yang kemudian gulung tikar. Rosemary Nonny Knight, konsultan bisnis dari Amerika membeberkan adanya 3 faktor mengapa banyak bisnis yang gagal.

11.  Rasa percaya diri rendah dan prasangka buruk.
Setiap kendala yang muncul dalam operasionalisasi bisnis, timbul rasa pesimis dan pikiran negatif. Timbul perasaan bahwa dirinya kurang handal sebagai enterpreneur karena bukan berasal dari keluarga pengusaha; bisnis memang bukan bidang yang cocok baginya. Atau ada prasangka bahwa pemerintah kurang mendukung usaha pemula; pajak terlalu tinggi; biaya hidup yang mahal bahkan merasa hidup di zaman yang sulit.
Pilihannya terpulang kepada kita sendiri. Apakah meratapi kesulitan bisnis yang ada dengan menyalahkan diri sendiri dan pihak lain atau menatap kedepan dengan optimis dan terus berikhtiar mengatasi berbagai persoalan yang ada. Sebagai enterpreneur, kita harus menghilangkan perasaan negatif dan merasa sebagai korban keadaan. Kita bukan korban situasi apapun. Kita adalah penanggung jawab utama atas apapun yang kita upayakan dan apapun yang ingin kita raih. Beranikah kita mengambil posisi ini ? Atau kita biarkan diri kita terperangkap dalam situasi yang tidak menyenangkan ? Pilihan ad apada diri kita sendiri.

2.      2. Tanpa Mempunyai Alasan Kuat Mengapa
Mengapa mendirikan bisnis ? Apakah mereka tahu atau hanya melakukannya karena menganggap bisnis yang didirikan adalah jalan mudah mendapatkan uang.Tidak ada dimanapun uang cepat bisa diperoleh melalui bisnis pemula.
Banyak pengusaha menempatkan diri pada mode “ Pemeliharahaan ( Maintenance ) “ ketika kondisi bisnis mengalami kesulitan, dan kemudian mereka merubah ke mode “ Stop/Quit “ karena merasa tidak mungkin lagi dilanjutkan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Masalah sebenarnya adalah kurangnya alasan yang cukup kuat MENGAPA bisnis harus dihentikan ? Mungkin mereka merasa dirinya sedang dihajar habis-habisan oleh keadaan dan mereka mulai bimbang mengapa tidak kembali saja ke posisi sebelum berbisnis yang dirasa lebih nyaman. Tentu mereka mempunyai sekelompok orang yang mendukung pemikiran untuk kembali ke zona nyaman ini. Berhenti bermimpi dan mari kembali ke dunia ‘nyata’.
Jika mereka ingin menghindari keadaan yang menyedihkan ini, mereka harus mencari tahu alasan besar mereka untuk memulai bisnis. Mengapa mereka ingin membuka bisnis? Apakah berbisnis untuk anak-anaknya? Apakah ini memenuhi kebutuhan yang mendalam untuk eksistensi diri dan untuk diwariskan? Apakah karena mereka ingin memperoleh kebebasan melihat dunia lebih luas dan mereka merasa bisnis ini akan membantu mewujudkannya? Apa alasan utama  mereka ? Mengapa?

33. Sindrom Lone Wolf ( Serigala tunggal)
Padau mumnya mereka merasa mudah untuk meraih sukses seperti orang lain yang berhasil dan karenanya berpikir bisnis yang dirintis tidak berbeda. Kecuali mereka lupa bahwa mereka selalu dikelilingi oleh orang-orang yang melakukan hal yang sama di dunia bisnis ,dan karenanya merekamerasa tidak sendirian. Namun, dalam membangun bisnis, mereka menyadari bahwa ambisinya sendiri yang dapat membawanya sejauh ini dan ketika menemui masalah, mereka merasa tidak memiliki siapa pun untuk mengatasinya. Apakah ada atlet di luar sana yang memenangkan Olimpiade tanpa pelatih, mentor, dan tim yang sepenuhnya berada di pihak mereka? Oleh karenanya mengapa mereka membangun bisnis sendirian?
Biasanya, sindrom serigala tunggal adalah akibat dari kesombongan yang salah tempat. Singkirkan itu. Ya, mungkin mereka merasa kuat dan cakap tetapi perjalanan bisnis tidak bisa ditempuh sendirian. Mestinya mereka harus menemukan seorang pelatih, seorang mentor dan / atau orang-orang yang mereka percayai. Dukungan objektif orang lain dapat menjadi perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan.

3 Kebiasaan Yang Bisa Membunuh Produktivitas Anda

Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan, atau tingkat hasil yang diperoleh seseorang. Orang yang produktivitasnya tinggi akan mencapai banyak keberuntungan dalam hidupnya. Semakin tinggi tingkat produktivitas, semakin banyak manfaat yang ia capai dan dirasakan pihak lain. Bagi individu, Produktivitas sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan. Bagi perusahaan, Produktivitas merupakan faktor penting yang menentukan keuntungan bisnis. Namun produktivitas sesorang sifatnya tidak stabil adakalanya meningkat dan diwaktu yang lain mengalami penurunan. Produktivitas bahkan bisa mati.

C.A. Newberry, pensiunan manajer perusahaan event-organiser dari Amerika membagi pengalaman dan mencatat adanya 3 hal yang bisa membunuh produktivitas seseorang.

1. MengabaikanWaktu Istirahat
Untuk bisa melakukan kegiatan produktif lebihbanyak ,pada umumnya kita melakukan penambahan waktu kerja. Kita meyakini bahwa satu-satunya cara untuk menambah waktu kerja adalah dengan melewatkan waktu istirahat. Tapi mengapa kadang otak kita terasa lamban dan kerja kita tidak fokus?
Setel alarm ponsel Anda pada jam istirahat, jangan abaikan. Ketika ia berbunyi, berdirilah, berjalanlah di sekitar ruangan. Lebih baik lagi, berjalan-jalan di luar, menghirup udara segar. Faktanya, otak membutuhkan oksigen. Pertimbangkan untuk istirahat dan makan siang karena inilah yang membantu mendukung otak bisa aktif, produktif, dan sehat.
Bila Anda mengikuti saran di atas, kabut di kepala Anda akan menjadi bersih, memungkinkan otak Anda untuk kembali ke pemecahan masalah dengan lebih kreatif. Stres yang menumpuk di antara tulang belikat Anda akan sirna dan anda siap menerkam proyek besar yang selama ini Anda abaikan.
Selain itu, meditasi atau shalat bagi umat muslim juga dapat menurunkan stres, menimbulkan perasaan damai dan menciptakan kondisi yang menyenangkan. Orang-orang yang ceria jauh lebih menyenangkan dalam pandangan siapa saja.

2. Tidak Mempunyai Prioritas
Selama ini kita semua merasa bangga bila bisa menambahkan kalimat "Raja Multitasker" ke curriculum vitae kita. Kita bangga bisa mengetik 80 kpm (kata per menit), mengirim banyak email dan menghubungi lima belas klien secara bersamaan.
Ternyata, ini bisa menjadi kebiasaan yang paling merusak produktivitas. Multitasking sebenarnya sama dengan pekerjaan biasa-biasa saja, termasuk persentase kesalahan yang tinggi. Penelitian telah membuktikan bahwa jika Anda membagi titik fokus Anda di antara tugas-tugas yang ada tanpa prioritas, fokus konsentrasi akan menunjuk ke masing-masing tugas dalam porsi yang sama. Padahal sebagian besar perhatian sebenarnya lebih terarah pada tindakan aktualnya. Terjadi penurunan kadar konsentrasi untuk masing-masing tugas.Hal ini berpotensi menurunkan produktivitas Anda sebesar 40%.
Temuan ini menjelaskan mengapa kemarin saya memutar nomor yang salah lima kali sebelum terhubung dengan pelanggan yang tepat dan mengapa klien terbaik saya menerima email yang isinya mestinya untuk klien lain.
Apa rekomendasi yang tepat guna memecahkan masalah rutinitas yang menjijikkan ini? Saya menemukan Pomodoro Technique. Metode ini tidak hanya membantu menghentikan kebiasaan multitasking yang salah, namun dengan melakukan manajemen waktu secara disiplin, saya mempunyai kesempatan beristirahat.
Pomodoro Technique, yang dibuat oleh Francesco Cirillo pada 1980-an, berfokus pada pemanfaatan blok waktu dua puluh lima menit untuk fokus pada satu aktivitas, mengambil jeda mini setelah setiap blok, dan jeda yang lebih panjang setelah menyelesaikan empat blok waktu. Bagi saya kuncinya adalah MENGATUR PRIORITAS, menempatkan tugas yang paling penting dan mendesak pada urutan atas daftar kerja di pagi hari. Dengan metodeini saya merasa lebih fokus, bisa menyelesaikan dua tugas tambahan per hari.

3. Selalu Berkata‘ Ya ‘.
Begitu banyak dari kita yang mempunyai pandangan bahwa dengan selalu berkata ‘Ya’kepada atasan, karir kita akan meningkat dengan cepat.Selain itu, dengan kondisi perekonomian yang buruk saat ini, kita takut akan kehilangan pekerjaan jika menggunakan kata "tidak" kepada atasan.
 
Namun, dengan jadwal pekerjaan yang padat, perilaku itu mengakibatkan kerugian. Mencoba menyulap tugas dan menyelesaikannya cepat-cepat demi bisa melaksanakan tugus susulan akan berakibat merosotnya kualitas pekerjaan. 
Mengapa kita takut untuk mengatakan tidak? Bisa dengan mudah dilacak pada kenyataan bahwa ketika kita belajar berbicara, salah satu kata pertama kita adalah "Tidak". Segera setelah itu, pada masa balita kita, orang tua cenderung menanamkan pentingnya sikap patuh dan selalu berkata ‘Ya’. Tertanam dalam pikiran bahwa berkata ‘Tidak’ adalah perilaku kasar dan tidak sopan.
 
Coba pertimbangkan ini, selalu mengatakan ya dapat memiliki konsekuensi buruk. Berpotensi menggeser tugas lebih penting ke bagian akhir dan menyelesaikannya dengan kualitas seadanya. Dengan demikian, kita akan tampil sebagai pribadi yang tidak kompeten.
Dengan mencoba-coba akhirnya saya mengetahui bahwa berkata "tidak" adalah respons yang bisa diterima orang lain. Saya selalu berusaha memberikan alasan dan saran alternatif. Kita akan dimaklumi bila menyatakan: ‘’ Saya menghadapi tenggat waktu/deadline. Saya bisa melakukan tugas susulan ini besok/lusa ’’.
Jika bos Anda meminta Anda mengambil proyek tambahan, nyatakan kekhawatiran Anda. Sampaikan kepadanya bahwa Anda menghargai perhatian pada pekerjaan yang terperinci dan berkualitas dan Anda akan merasa lebih baik menyelesaikan tugas saat ini yang sedang Anda kerjakan sebelum terjun ke tugas baru. Bersiaplah bahwa jawabannya mungkin juga tidak dan memaksa anda. Jika demikian, mintalah dia untuk duduk bersama dan mengevaluasi kembali urutan prioritas.




GAGAL BISNIS BISA DISEBABKAN OLEH 3 FAKTOR INI Dewasa ini sangat mudah memulai suatu bisnis. Asal ada kemauan dan sedikit keberanian, ...